A.
Pengertian Emosi
Kata “ emosi “ diturunkan dari kata bahasa prancis, emotion dari
emouvoir, “ kegembiraan “ dari bahasa latin “ emovore “ yang artinya mencerca,
yaitu sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu.dan movere yang berarti “
bergerak.”[1]
Emosi adalah perasaan yang tidak terkendali lebih mendekat pada
kejasmanian.
Pada hakikatnya setiap orang itu mempunyai emosi. Dari bangun tidur pagi
hari sampai waktu tidur malam hari, kita mengalami bermacam-macam pengalaman
yang menimbulkan berbagai emosi pula. Pada saat makan pagi bersama keluarga,
misalnya, kita merasa gembira atau dalam perjalanan menuju kantor, menuju
kampus, kita merasa jengkel karena jalanan
macet, sehingga setelah tiba ditempat tukuan, kita merasa malu karena
datang terlambat, dan seterusnya. Semua itu merupakan emosi kita.
Emosi pada umumnya berlangsung dalam waktu yang relative singkat,
sehingga emosi berbeda dengan mood. Mood atau suasana hati pada umumnya
berlangsung dalam waktu yang lama dari pada emosi, tetapi intensitasnya kurang
apabila dibandingkan dengan emosi. Apabila seseorang mengalami marah ( emosi )
maka kemarahan tersebut tidak segera hilang begitu saja, tetapi masih
berlangsung dalam jiwa seseorang ( ini dimaksud dengan mood ) yang akan
berperan dalam diri orang yang bersangkutan, namun demikian ini juga perlu
dibedakan dengan temperamen. Temperamen adalah keadaan psikis seseorang yang
lebih permanent dari pada mood, karena itu temperamen lebih merupakan
predisposisi yang ada pada diri seseorang, dank arena itu temperamen lebih
merupakan kepribadian seseorang apabila
dibandingkan dengan mood.
Menurut William James ( dalam Wedge, 1995 ), emosi adalah “ kecenderungan
untuk memiliki perasaan yang khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam
lingkungannya”.
Menurut Crow ( 1962 ) mengartikan
emosi sebagai “ Suatu keadaan yang
bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner adjustment (
penyesuaian dari dalam ) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan
keselamatan individu”.
Dari definisi tersebut, jelas bahwa emosi tidak selamanya jelek. Emosi,
meminjam ungkapan Jalaluddin Rakhmat ( 1994 ), “ memeberikan bumbu kepada
kehidupan, tanpa emosi, hidup ini kering dan gersang.
Berkaitan dengan itu, Coleman dan Hammen ( 1974, dalam Rakhmat, 1994 )
menyebutkan, setidaknya ada empat fungsi emosi.
1.
Emosi adalah pembangkit energi ( energizer ).
Tanpa emosi, kita tidak sadar atau mati. Hidup berarti merasai, mengalami,
bereaksi, dan bertindak. Emosi membangkitkan dan memobilisasi energi kita,
marah menggerakkan kita untuk mrnyerang. Takut menggerakkan kita untuk berlari.
Dan cinta mendorong kita untuk mendekat dan bermesraan.
2.
Emosi adalah pembawa
informasi ( messenger )
3.
emosi bukan hanya membawa
informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga pembawa pesan dalam
komunikasi interpersonal.
4.
emosi juuga merupakan
sumber informasi tentang keberhasilan.
B. Macam-macam
Emosi
Atas dasar arah aktivitasnya, tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi
empat macam, yaitu : pertama, Marah,
orang bergerak menentang sumber frustasi; kedua,
Takut, orang bergerak meninggalkan sumber frustasi; ketiga, Cinta, orang bergerak menuju sumber kesenangan; keempat, Depresi, orang menghentikan
respons-respons terbukanya dan mengalihkan emosi kedalam dirinya sendiri.
Dari hasil penelitian, John B. Watson ( dalam Mahmud, 1990 ) menemukan
bahwa tiga dari keempat respons emosional tersebut terdapat pada anak-anak,
yaitu: takut, marah, dan cinta.
1. Marah
Marah adalah keadaan psikologis yang menyimpang watak seseorang dari
jalan yang dialami. ( Hartati, 2005:114 )
Arif Budiman dan Abu Bakar Baraja
dalam wetrimudrison, 2005:2 ) menyebutkan dalam bukunya mental sehat hidup
nikmat. Mental sakit hidup pahit. Bahwa marah sebagai suatu emosi yang
disebabkan karena seseorang menghadapi suatu keadaan yang tidak disukainya,
atau bertentangan dengan kemauannya.
Dalam kitab ihya ulumuddin ( Imam Al-Gazali dalam wetrimudrison 2005:2 )
menerangkan bahwa marah bagaikan nyala api yang menyala berkobar- kobar,
menyerang bergerak dalam hati manusia.
Secara psikologis marah adalah fenomena emosional. Dari beberapa
pengertian marah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa marah adalah bentuk
ekspresi manusia untuk melampiaskan ketidakpuasan, kekecewaan atau kesalahannya
ketika terjadi gejolak emosional yang tidak terkendalikan.
Sedangkan ( Tice dalam Goleman,2003:82 ) menemukan bahwa amarah merupakan
suasanan hati yang paling sulit dikendalikan. Marah merupakan suatu emosi
penting yang mempunyai fungsi esensial bagi kehidupan manusia, yakni
membantunya dalam menjaga dirinya. Pada waktu seseorang marah, energinya guna
melakukan upaya fisik yang keras semakin meningkat. Ini memungkinkannya untuk
mempertahankan diri atau melakukan segala hambatan yang menghadang dijalan
dalam upaya untuk merealisasikan tujuan-tujuannya.
Emosi marah yang menguasai diri seseorang bisa membuat macet kemampuan
berpikirnay yang sehat. Kadang-kadang ia melakukan tindakan atau mengucapkan
perkataan yang memusuhi, yang disesalinya setelah kemarahannya reda. ( Najati,
1985:79 )
Beberapa hal yang menyebabkan
marah : Faktor penyebab mengapa seseorang maenjadi marah dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu: eksternal dan internal. Factor eksternal adalah hal-hal
yang datang dari luar diri sang
individu. Contoh marah kepada atasan atau bawahan, dan lain-lain kemarahan juga
dapat disebabkan oleh adanya factor-faktor yang ada dalam diri sendiri. Dengan
kata lain ada unfinished business ( masalah yang tidak tuntas ) yang bisa
memicu timbulnya marah. Contoh: ketakutan atau kekhawatiran terhadap sesuatu
hal tertentu, ketidakmampuan dalam berinteraksi, adanya pengalaman traumatic
ataupun kenangan pahit pada masa lalu.
2. Takut
Pada dasarnya rasa takut itu bermacam-macam. Ada yang timbul karena seorang anak kecil
memang ditakut-takuti atau karena berlakunya berbagai pantangan dirumah. Akan
tetapi, ada juga rasa takut “ naluriah “ yang terpendam dalam hati sanubari
setiap insane. Misalnya saja rasa takut akan tempat gelap, takut berada
ditempat sepi tanpa teman, atau takut menghadapi hal-hal asing yang tidak
dikenal. Kengeri-ngerian ini relative lebih banyak diderita oleh anak-anak
daripada orang dewasa. Karena, sebagai insan yang masih sangat mudah, tentu
saja daya tahan anak-anak belum kuat.[2]
Setiap anak kerap kali diganggu oleh rasa takut dan pada beberapa anak,
rasa takut ini sedemikian kuatnya, sehingga kebebasan mereka untuk bergerak
menjadi sangat terhambat.
Sebenarnya orang dewasapun sering mengalami rasa takut ini. Banyak pula
diantara mereka harus terus bergulat dengan masalah-masalah yang tidak
terselesaikan yang secara langsung atau tidak langsung berakar pada ketakutan-ketakutan yang mereka
alami pada waktu kanak-kanak dulu.
Pertama; ciptakanlah suasana
kekeluargaan/ lingkungan social mampu menghadirkan rasa keamanan dan rasa kasih
saying. Kedua; berilah penghargaan
terhadap usaha-usaha anak dan pujilah bila perlu. Ketiga; tanamkan pada anak bahwa ada kewajiban social yang perlu
ditaati. Keempat; tumbuhkan pada diri
anak kepercayaan serta keberanian untuk hidup; jauhkanlah ejekan dan celaan.
3. Cinta
Apakah cinta ? sesungguhnya betapa sulitnya kita menjelaskan kata yang
satu ini. Sama halnya ketika kita harus mendefinisikan ihwal kebahagiaan.
Penyair Mesir, Syauqi Bey, melukiskan “ cinta “ dalam sebuah sajaknya:
Apakah cinta ? mulanya berpandangan mata. Lantas saling senyum. Kata
berbalas kata dan memadu janji akhirnya bertemu.
Namun yang digambarkan Syauqi Bey ( dalam Akbar, !995: 14 ) diatas adalah
cinta romantis, yaitu cinta waktu pacaran yang kadang-kadang berakhir putus
setelah puas bertemu dan memadu cinta, tidak sampai mengikat kejenjang
pernikahan. Adapun cinta yang tumbuh dalam pernikahan adalah lebih kuat dan
lebih agung, karena Tuhan menciptakannya untuk menjalain pernikahan itu menjadi
kekal, tidak gampang diputuskan, itulah yang dapat menumbuhkan rasa bahagia,
membuahkan sakinah, menimbulkan kesetiaan yang tahan uji, yang tidak mudah
ditembus oleh godaan dan rayuan siapapun.
A.
Gejala- gejala Kejiwaan Yang Digolongkan Dalam Emosi.
Ø
Perasaan
Perasaan ialah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita
alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal
dan bersifat subyektif. Unsur-unsur perasaan adalah sebagai berikut.
· Perasaan
bersifat subyektif daripada gejala mengenal.
· Perasaan bersangkut paut
dengan gejala mengenal.
· Perasaan dialami
sebagai rasa senang atau tidak senang, yang tingkatanya tidak sama.
Perasaan lebih erat hubungannya
dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang
lain. Oleh sebab itu, tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu tidsak sama
dengfan tanggapan persaan orang lain, terhadap hal yang sama. Sebagai contoh
ada 2 (dua) orang bersama-sama menyaksikan pementasan drama. Seorang
diantaranya menanggapi pementasan para pemeran tersebut dengan rasa kagum dan
senang, singkatnya dia menilai penampilan pementasaan drama itu sangat
sempurna, tapi seorang yang lain menanggapi pementasan tersebut dengan acuh tak
acuh, tampaknya pementasan itu biasa-biasa saja dan tidak menarik.
Karena adanya sifat subyektif pada
perasaan inilah maka gejala perasaan tidak dapat disamakan dengan gejala
mengenal, tidak dapat disamakan dengan pengam,atan, fikiran dan sebaginya.
Perasaan tisdak merupakan suatu gajala kejiwaan yang terdiri sendiri, tetapi
bersangkut paut dengan gejala mengenal. Kadng-kadang gejala perasaan diiringi
oleh peristiwa mengenal dan sebaliknya pada suatu ketika gejala perasaan yang
menyertai peristiwa mengenal. Gejala persaan bergantung pada:
a. Keadaan
jasmani, misalnya badan dalam keadaan sakit, perasaan mudah tersinggung
dari pada badan dalam keadaan sehat dan segar.
b. Pembawaan, ada orang
yang pembawaan berperasaan halus, sebaliknya ada pula yang kebal perasaannya.
c. Perasaan seseorang
berkembang sejak ia mengalami sesuatu. Keadaan yang dpat memengaruhi perasaan
dapt memberikan orak dalam perkembangan perasaan.
Perasaan selain bergantung kepada
stimulus yang datang dari luar, perasaan juga bergantung kepada :
a. Keadaan
jasmani individu yang bersangkutan.
b. Keadaan dasar
individu. Hal ini erat hubungannya dengan struktur individu.
c. Keadaan
individu pada suatu waktu, atu keadaan yang temporer seseorang.
Tiga Dimensi Perasaan Menurut Wundt.
Menurut Wundt, perasaan tidak hanya dapat dialami individu sebagai
perasaan senang atau tidak senang, tetapi masih dapat dilihat dar dimensi lain.
Memang salah satu segi perasaan itu dialami sebagai perasaan yang menyenangkan
atau tidak menyenagkan. Hal ini dinyatakan oleh Wundt sebagai dimensi yang
pertama. Disamping itu masih terdapat dimensi lain bahwa perasaan itu dapat
dialami sebagai suatu hal yang “exited” atau sebagai “inert feeling”, hal ini
oleh Wundt dipergunakan sebagi dimensi yang kedua.disamping itu masih adanya
dimensi lain yang dipegunakan sebagai dimensi yang ketiga yaitu “expextancy”
dan “release feeling”
Sehubungan dengan soal dan waktu dan perasaan, Strens juga membedakan
perasaan dalam tiga golongan yaitu.
a. Perasaan-perasaan
presens, yaitu yang bersangkutan dengan keadaan-keadaan sekarang yang dihadapi.
Hal ini berhubungan dengan situasi yang aktual.
b. Perasaan-perasaan
yang menjangkau maju, merupakan jangkauan kedepan dalam kejadiaan-kejadiaan
yang akan datang, jadi masih dalam pengharapan.
c. Perasaan-perasaan yang
berhubungan dengan waktu-wktu yang telah lalu, atu melihat kebelakang yang
telah terjadi.
Perasaan dan Gejala-Gejala
Kejasmaniaan.
Gejala perasaan tidak berdiri sendiri, melainkan bersangkut paut dengan
gejala-gejala jiwa yang lain bahkan perasaan dengan keadaan tubuh ini memang
tidak dapat dipisahkan, contoh:
Kalau ada orang bercakap-cakap
biasanya disertai dengan gerakan tangan. Gerakan ini tidak lain dari ungkapan
perasaan untuk memperjelas apa yang dikatakan. Orang yang sedang menghormati
orang lain, biasanya disertai dengan gerakan tangan
Tanggapan-tanggapan tubuh terhadap perasaan dapat berwujud:
Ø Mimik,
gerak roman muka
Ø Pantomimic,
gerakan-gerakan anggota badan bagi orang bisu tuli, terdiri dari
gerakan-gerakan yang termasuk mimik dan pantomimik.
Ø Gejala
pada tubuh, seperti denyut jantung bertambah cepat dari biasanya, muka menjadi
pucat dan sebagainya.
Macam-Macam Perasaan
Dalam kehidupan sehari-hari sering
didengar adanya perasaan yang tinggi dan perasaan yang rendah. Keadaan ini
menunjukkan adanya suatu klasifikasi dari perasaan. Max Scheler mengajukan
pendapat bahwa ada 4 macam tingkatan dalam perasaan, yaitu:
a. Perasaan Pengindraan
Perasaan
ini merupakan perasaan yang berdasarkan atas kesadaran yang berhubungan dengan
stimulus pada kejasmanian, misalnya rasa sakit, panas, dingin.
b. Perasaan Vital
Perasaan ini bergantung kapada keadaan jasmani
seluruhnya, misalnya rasa segar, lelah dan sebagainya.
c. Perasaan kejiwaan.
Perasaan
ini merupakan perasaan saperti rasa gembira, susah, takut.
d. Perasaan kepribadian.
Perasaan
ini merupakan perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan pribadi, misalnya
perasaan harga diri prasaan putus asa , perasaan puas (Bigot, Kohstamm,
palland, 1950)
Disamping itu kohstamm memberikan
memberikan klasifikasi perasaan sebagai berikut:
a. Perasaan keinderaan
Perasaan
ini adalah perasaan yang berhubung dengan alat-alat indera, misalnya perasaan
yang berhubungan dengan pencecapan, umpamanya asam asin, pahit, manis; yang
berhubungan dengan baud an sebagainya. Juga termasuk dalam hal ini
perasaan-perasaan lapar, haus, sakit, lelah dan sebagainya.
b. Perasaan kejiwaan (
Rohani )
Dalam
golongan ini perasaan masih dibedakan lagi atas:
1) Perasaan intelektual
Perasaan
ini merupakan jenis perasaan yang timbul atau menyertai perasaan intelektual,
yaitu perasaan yang timbul bila orang dapat memecahkan sesuatu soal, atau
mendapatkan hal-hal yang baru sebagai hasilkerja dari segi intelektualnya.
Perasaan ini juga dapat merupakan suatu mendorong atau dapat memotivasi
individu dalam berbuat; perasaan ini juga dapat merupakan motivasi dalam
lpangan ilmu pengetahuan.
2) Perasaan Kesusilaan
Perasaan
kesusilaan timbul kalau orang mengalami hal-hal yang baik atau buruk menurut
norma-norma kesusilaan. Hal-hal yang baik akan menimbulkan perasaan yana
positif, sedangkan hal-hal yang buruk akan menghasilkan menimbulkan perasaan
yang negatif.
3) Perasaan Keindahan
Perasaan
ini timbul kalau orang mengamati sesuatu yang indah atau yang jelek. Yang indah
menimbulkan perasaan positif, yang jelek menimbulkan perasaan yang negatif.
4) Perasaan Kemasyarakatan
Perasaan
ini timbul dalam hubungan dengan orang lain. Kalau orang mengikuti keadaan
orang lain, adanya perasaan yang menyertainya. Perasaan dapat bermacam-macam
coraknya, misalnya benci atau antipasti, senang atau simpati.
5) Perasaan Harga Diri
Perasaan
ini merupakan perasaan yang menyertai harga diri seseorang. Perasaan ini dapat
positif, yaitu kalau orang mendapatkan penghargaan terhadap dirinya. Perasaan
ini dapat meningkat kepada perasaan harga diri lebih. Tetapi perasaan ini juga
dapat bersifat negatif, yaitu bila orang mendapatkan kekecewaan. Ini dapat
menimbulkan rasa harga diri kurang.
6) Perasaan Ketuhanan
Perasaan
ini berkaitan dengan kekuasaan Tuhan. Salah satu kelebihan manusia sebagai
makhluk Tuhan adalah dianugerahkannya kemapuan mengenal Tuhannya. Perasaan ini
digolongkan pada peristiwa psikis yang paling mulia dan luhur. Kemampuan
yang demikian ini tidak terdapat dalaam diri binatang. Walaupun binatang
itu sendiri dapat berpikir (dalam bentuk sederhana), tetapi tidak mampu hidup
beragama. Oleh karena itu, pemilihan pola hidup religious adalah merupakan
keputusan pribadi yang paling asasi dan memberikan kekuatan dalam menghadapi
segala badai taufan kehidupan.
Ø
Affek dan Stemming (Suasana Hati)
Affek dapat diuraikan sebagai rasa
ketegangan hebat kuat, yang timbul dengan tiba-tiba dala waktu singkat, tidak
disadari dan disertai dengan gejala-gejala jasmaniah yang hebat pula. Sebagai
akibatnya, pribadi yang mehinggapi affek tersebut tidak mengenal atau tidak
menyadari lagi terhadap sesuatu yang diperbuatnya. Sedangkan Stemming adalah
suasana hati bayangan berlangsung agak lama, lebih tenang, berkesinambungan,
dan ditandai dengan cirri-ciri perasaan senang atau tidak senang.
Wilhelm Wundt. Tokoh psikologi
eksperimental dalam sebuah analisis intropeksi telah menemukan affek dalam 3
komponen, yaitu:
a. Affek yang disertai
perasaan senang dan tidak senang.
b. Affek yang menimbulkan
kegiatan jiwa atau melemahkan.
c. Affek yang berisi penuh
ketegangan dan affek penuh relaks (mengendorkan).
Sedangkan Immanuel Kant membagi affek tersebut dalam
dua ketegori, yaitu:
a. Affek Sthenis (sthenos
= kuat, perkasa) dengan mana individu menyadari kemampuan dan kekuatan
tenaganya, sehingga aktivitas jasmani dan rohani bias dipertinggi.
b. Affek Asthenis, ialah affek
yang membawa perasaan kehilangan kekuatan, sehingga aktifitas fisik dan
psikisnya terlumpuhkan karenanya.
Stemming atau suasana hati dapat
diartikan sebagai suasana hati yang berlangsung agak lama, lebih tenang,
berkesinambungan dan ditandai dengan ciri-ciri perasaan senang atau tidak
senang. Sebab-sebab suasana hati itu pada umumnya ada dalam bawah sadar, namun
ada kalanya juga disebabkan oleh factor jasmaniah. Jika suasana hati ini
konstan sifatnya, maka peristiwa ini disebut “humeur”.
Ø
Simpati
Simpati ialah Sesuatu
kecenderungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan
orang lain. Dengan kata lain, suatu kecenderungan untuk ikut serta merasakan
sesuatu yang sedang dirasakan oleh orang lain. Simpati dapat timbul karena
persamaan cita-cita, mungkin karena penderitaan yang sama, atau karena berasal
dari daerah yang sama, dan sebagainya. Contoh : ketika ada tetangga yang
berusaha untuk membantu, simpati lebih banyak terlihat pada hubungan sebaya dan
lain-lain.[3]
Gejala perasaan yang berlawanan
dengan simpati ialah antipati. Gejala perasaan ini menunjukkan ketidaksenangan
kepada orang lain. Ketidaksenangan ini dapat berujud suatu kebencian. Dari
kebincian ini terdapat unsur berlawanan atau bermusuhan. Antipasti ini timbul
karena bermacam-macam sebab seperti halnya sempati.
Ø
Empati
Empati ialah suatu kecenderungan
untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain andaikata dia dalam situasi
orang lain tersebut. Karena empati, orang mengunakan perasaannya dengan
effektif dalam situasi orang lain, didorong oleh emosinya seolah-olah dia ikut
mengambil bagian dalam gerakan-gerakan yang dilakukan orang lain. Contoh :
seorang ibu akan merasa kesepian ketika anaknya yang bersekolah diluar kota , ia rindu memikirkan
anaknya hingga beliau terjatuh sakit.[4]
Ø
Masalah-Masalah Praktis.
a.
Fungsi Perasaan
1) Mempunyai pengaruh yang
besar kepada setiap perbuatan dan kemaun.
2) Perasaan itu cepat dan mudah
menular.
3) Menyangkut perasaan indriawi
seperti panas, dingin, sejuk, sedap dan lain-lain, juga perasaan vital. Perlu
dilakukannya pembiasan demi pengembangan kepribadian.
4) Seyogyanya senantiasa
ditumbuhkan perasaan intelektual dalam upaya membangkitkan motivasi.
5) Gangguan yang serius dan
kronis pada kehidupan perasaan dapat mengakibatkan timbulnya tingkah lakju
abnormal dan gejala neurosa.
b.
Emosi dan Perkembangan Pribadi.
Karena emosi berpengaruh terhadap kejiwaan, berarti
berpengaruh juga tehadap kemuan dan perbuatan. Maka gejala jiwa itu berpengaruh
juga terhadap perkembangan dan pembentukan pribadi.
1) Kekuatan perasaan dapat
diperkuat dan dapat diperlemah. Kemungkinan semacam itu memberikan kesempatan
yang baik kepada usaha-usaha pendidikan.
2) Pendidikan perasaan adalah
sangat penting. Usahakanlah suasana dan rangsang-rangsang yang dapat membangun
dan mengembangkan perasaan yang baik dan luhur, dan tiadakanlah keadaan yang
merangsang timbulnya perasaan-perasaan rendah dan negative,
3) Karena emosi mempunyai sifat
menjalar/menular/merembet, maka jangan membawakan emosi-emosi yang negative
dalam hubungannya dalam sesama, baik dalam pergaulan pendidikan maupun dalam
pergaulan pada umumnya.
[1] Frieda , N.H. ( en ) “
Moods, Emotion Episodes and Emotion”, New
York : Guilford Press,1993.hlm 381
[2] Alex
Sobur, 1988. Psikologi Umum. Jlm 114-115
[3]
Syarbaini Syahrial dan Rusdiyanta. 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Hlm 25
[4]
Syarbaini Syahrial dan Rusdiyanta. 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Hlm 25
Terimakasih sangat bermanfaat sekali..
BalasHapusMy blog
Play Casino Site for Real Money | LuckyClub
BalasHapusAt Luckyclub, every time you play for real, you will get to play casino games for free or for real money. At Luckyclub, we have more than luckyclub 2500 games,