Jumat, 11 Mei 2012

sosialisme


A.    Paradigma Sosialisme Komunis
Dalam faham sosialisme sejak semula terdapat sebuah kerancauan. Disatu fihak sosialisme merupakan sebuah cita-cita moral tinggi yang mutlak sifatnya, cita-cita tentang pola perekonomian yang non-eksploitatif, yang tidak ditentukan oleh kerakusan individual, melainkan oleh keprihatinan bersama, tentang sebuah masyarakat berlandaskan kesetiakawanan yang sejati.
Tetapi dilain fihak cita-cita itu dikaitkan pada sebuah konsep perekonomian empiris tertentu, perekonomian atas dasar penghapusan hakum milik pribadi terhadap alat-alat produksi. Sosialisme adalah kepercayaan bahwa sumber ketidaksamaan social terletak dalam hak milik pribadi produktif. Kombinasi dua unsure itu, cita-cita etis dan kepercayaan empiris ekonomis, menghasilkan utopi sosialisme, harapan akan masyarakat tanpa ekploitasi. Akan tetapi, suatau gerakan yang mengkaitkan cita-cita mutlak pada sebuah program politik empiris mudah menjadi ideologis.
Sebagai perimbangan terhadap kapitalisme sebagaimana telah disampaikan diatas, muncullah paham nasionalisme untuk mengantisipasi jurang pemisah antara sikaya dan si miskin ( perbedaan kelas ), caranya adalah dengan menyama –ratakan penghasilan perekonomian.
Oleh karena itu alat produksi dikuasai pemerintah atau sekelompok orang ( partai sosialis ) yang dikontrol pemerintah dengan peraturan ketat serta control keseragaman terhadap keberadaan upah dan penggajian. Namun kemudian kelakuan pengaturan muncul, siapa yang tidak bekerja tidak mendapat upah yang layak. Sebaliknya kenaikan upah tidak dapat dituntut, begitu juga perbaikan jaminan lainnya, bahkan lebih jauh sangat dicurigai kemungkinan demontrasi buruh dan pemogokan massal.
Dari keseluruhan paham sosialisme ini dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:
1.      semua orang adalah bersaudara
2.      pengaturan sama rata sama rasa
3.      perbedaan kelas kaya dan miskin dihapuskan
4.      kaum buru tani dikelola dalam partai sosialis

Komunisme merupakan tindak lanjut dari bentuk ekstrim sosialisme, yaitu untuk mengantisipasi persaingan bebas ekonomi antara kelas borjuis dengan kelas proletar ( rakyat banyak ), maka Karl Marx, mengemukakan antisipasinya melalui keadilan struktur social yang anti kelas sebagaai berikut:
1.      hak milik pribadi dihapuskan
2.      Negara memprogramkan nasib kaum proletar
3.      Negara dikuasai partai tunggal social komunis.
Pada tanggal 7 November 1917 kaum Bolshevik, dibantu oleh kelasi- kelasi Angkatan Laut dari kapal jelajah Aurora, mengusir pemerintahan Sementara dari istana Musim Dingin di Petrograd dan menempatkan sebuah pemerintahan Bolshevik didalamnya. Beberapa hari kemudian kaum Bolshevik juga merebut kekuasaan di Moskow.
Tahun 1989 melihat keambrukan mendadak dan tak tersangka kekuasaan komunisme Moskow atas Negara-negara di Eropa Timur. Satu demi satu rezim-rezim komunis di Polandia, Hongaria, Jerman Timur, Cekoslavia, Bulgaria, dan akhirnya Rumania digulingkan. Tahun 1990 melihat terdobraknya kekuasaan mutlak partai komunis di Uni Soviet. Pada bulan Februari tahun 1991, masa depan Uni soviet diliputi kegelapan , akan tetapi partai komunis tidak berkuasa kembali dan diperkirakan juga tidak mungkin, apa pun perkembangannya, mengembalikan situasi sebagaiman berlaku sebelum Mikhail Gorbashev menjadi sekretaris partai Komunis, bulan Maret 1985.
Salah satu  alasan keambrukan rezim-rezim komunis adalah kegagalan system ekonomi sosialis di Negara-negara seperti perpecahan antara RRC dan Uni Sovyet. Ekonomi perencanaan pusat sosialisme total disertai absensi segala control demokratis, menghasilkan inefiensi, salah urus, sikap acuh-tak acuh, kemalasan, kekosongan motivasi, hambatan-hambatan birokratis dan korupsi yang semakin melumpuhkan semua sector perekonomian.
Contoh paling mencolok kegagalan ekonomi sosialis adalah pertanian. Sebelum Perang Dunia I Rusia adalah gudang gandum Eropa. Sekarang Uni Sovyet tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya sendiri. Adalah menarik bahwa sekitar sepertiga seluruh produksi sayuran dan buah-buahan Uni Soviet diproduksi diatas bidang tanah amat kecil yang boleh ditanami secara bebas oleh setiap keluarga tani dan hasilnya dijual bebas di pasar.
Dan masih satu point. Tidak perlu disangkal bahwa Uni soviet ( dan Cina ) mencapai beberapa hasil pembangunan yang mengagumkan. Dalam waktu singkat Uni Soviet naik dari Negara yang terbelakang menjadi Negara adikuasa kedua didunia. Tetapi Uni soviet, dan komunisme pada umumnya, tidak berhasil  mewujudkan cita-cita yang justru menjadi legitimasi sosialisme dalam perbandingan dengan kapitalisme.mewujudkan kesejahteraan masyrakatnya.[1]
Oleh karena itu kami berpendapat bahwa komunisme Soviet memang pada akhir perjalanannya. Perubahan-perubahan diwilayah kekuasaan Soviet adalah Ireversibel. Komunisme Soviet keropos total. Tak mungkin ia menemukan kembali vitalitasnya.
Itu  berlaku bagi Negara-negara bekas satelit US. Sebuah intervensi militerpun tidak dapat mengembalikan system kekuasaan komunis di Negara-negara itu. Pengalaman Polandia menunjukkan hal itu. 1982 Partai Komunis Polandia terpaksa memanggil jendral jaruzelki untuk menindas Serikat Buruh Solidaritas karena partai sendiri sudah tidak mampu lagi. Tetapi jeruzelki tidak dapat mengembalikan kekuasaan partai komunis Polandia. Akhrnya tahun 1989 Jeruzelki sendiri terpaksa mengajak solidaritas ( yang waktu itu masih terlarang ) untuk mengambil alih tanggung jawab di Polandia.
Akan tetapi, di Uni Soviet pun roda sejarah tidak dapat diputar kembali. Empat tahun glasnost telah mendemitologisasikan segala pamor yang pernah dimiliki Marxisme Leninisme. Keterbukaan media massa Soviet membawa pesan sampai kedesa terakhir bahwa perekonomian soviet berada dipinggir keambrukan ( sesuatu yang sudah lama dirasakan masyarakat ), bahwa US terbelakang dibandingkan dengan Negara industri maju lain. Dan bahwa keterbelakangan itu adalah akibat system komunisme. Tidak mungkin ideology komunisme pernah dapat menjadi sebuah ideology harapan lagi bagi masyarakat soviet.
Obsesi Karl Marx melahirkan revolusi di berbagai belahan dunia, Lenin mendirikan pemerintahan komunis Rusia, beliau memang pengikut karl marx yang fanatic menerjemahkan komunis menjadi  politik praktis perekonomian. Kemudian stalin menjadikan partai komunis tertanacap kuat hampir tiga perempat abad di Negara adi kuasa Uni Sovyet. Sedangkan di Republic Rakyat Cina, Mao Tse Tung menyuburkan komunis di Negara ini.


[1] Magniz, Franz &Suseno.Filsafat umum. Jakarta: 1992,hlm 55,56

Tidak ada komentar:

Posting Komentar